Proses pembuatan collapsible alumunium tube untuk packaging salep / pasta gigi maupun effervescence



Collapsible tube saat ini adalah barang yang sangat umum di masyarakat. Namun kita sering tidak mengetahui namanya dan lebih sering menyebutnya tempat pasta gigi atau tempat salep. Apakah anda pernah membayangkan proses produksinya ? atau apakah anda tahu bahwa proses pembuatannya berasal dari sebuah lempengan sebesar koin namun beberapa kali lebih tebal. Berikut akan saya jelaskan mengenai cara pembuatan alumunium tube tersebut.

Proses produksi tube diawali dengan pemilihan alu slug sebagai bahan baku tube. Alu slug merupakan lempeng aluminium dengan komposisi 99,7% Al. Alu slug memiliki dua bentuk utama yakni ring dan koin. Alu slug berbentuk koin digunakan untuk tube baik rigid (tube effervescence) maupun tipe closed end (CE), sedangkan alu slug bentuk cincin hanya digunakan untuk tube tipe elongated (CO). Tipe CE merupakan tube yang lubangnya datar dari pundak tube sampai ujung tube, sedangkan tube tipe CO adalah tube yang lubangnya mengecil dari pundak ke ujung (salep). Selain bentuk alu slug, yang berpengaruh terhadap pembentukan tube adalah tebal dan diameter alu slug. Biasanya alu slug yang tebal dan diameternya lebar adalah rigid tube karena memang bentuknya yang besar. Tebal dan besar diameter alu slug ini akan menyebabkan variasi diameter dan panjang tube. 
tube, collapsible
Alu slug
Langkah selanjutnya adalah proses ekstruksi. Proses ekstruksi adalah proses pembentukan alu slug menjadi bentuk tube kasar. Pembentukan ini dapat terjadi karena proses ekstruksi menggunakan gaya sekitar 50 ton untuk membentuk alu slug. Setelah tube kasar terbentuk, tube kemudian dipotong pada bagian depan dan belakang untuk disesuaikan dengan ukuran jadi yang diharapkan. Proses dilanjutkan dengan annealing atau pemanasan pada suhu 390°C selama 15 menit. Tujuan dilakukan proses ini adalah untuk membentuk kelenturan alu karena sifat alami alu yang bila dipanaskan akan jadi lembek namun tidak akan kembali ke bentuk semula bila didinginkan.  
Selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan inner coating “gold internal lacquer” yang bertujuan untuk melindungi produk agar tidak bersentuhan langsung dengan alu. Warna inner coating ini berbeda tergantung pada permintaan. Hasil inner coating ini kemudian dipanaskan dengan oven dan kemudian bagian luarnya dicat dengan base coating. Base coating ini biasanya berwarna putih untuk dasar sebelum teks atau desain dicetak diatas alu. Base coating ini akan di oven untuk dikeringkan baru dilakukan proses printing. Printing sendiri dilakukan dengan proses wet on wet karena warna ditumpuk dengan warna lain tanpa menunggu proses masing-masing warna kering. 
tube, alu, collapsible, salep
Proses printing sendiri dimulai dengan pemasangan plate pada rol yang bersebelahan dengan rol warna, kemudian rol plate tersebut akan berputar dan mengenai cat. Semua warna cat tersebut kemudian ditransferkan ke blanket dan oleh blanket ditansfer ke tube dalam keadaan berputar. Oleh karena itu, prinsip printingnya adalah wet on wet. Setelah printing, kemudian dillakukan pemasangan cap secara otomatis dan dilanjutkan dengan pemberian lateks dengan ketebalan tertentu dan posisi 1 mm dari ujung tube. Lateks bukan sebagai perekat namun lebih kepada pembantu agar setelah dicramping tidak terjadi kebocoran karena lateks akan mengisi dan menutup pori atau lubang selama cramping. 
Kebocoran tube saat cramping dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :
- kekentalan krim / salep
- sifat kimia krim / salep
- cara cramping benar atau tidak.

11 komentar:

  1. Nice info Dip, collapsible alu tube atau yg biasa disebut alumunium tube secara umum memang ckup banyak dipakai untuk sediaan cream/salep/gel terutama karena barriernya yang baik. Namun ada beberapa kelemahan terutama karena printingnya menggunakan prinsip wet on wet, sehingga cukup sulit jika menginginkan printing yang baik untuk desain yang memiliki detail yang kompleks. Saat ini ada alternatif plastic tube yang bisa menjadi pengganti yaitu dengan menggunakan laminasi alu (aluminium barrier laminated), walau barriernya belum sebaik alu tube.

    BalasHapus
  2. Hahahaha thanks adi buat masukannya..

    memang untuk proses printingnya susah dan detail sparasinya tidak terlalu bagus karena wet on wet tadi..tapi sptnya alu tube memang masih menjadi pilihan.. sekarang sih, kalo untuk yang plastik baru saya liat di effervescence agar desainnya lebih menarik ^ ^

    BalasHapus
  3. saya tertarik dengan pebahasan collapsible alumunium tube untuk packaging ini, kalo untuk jurnal yang bahas tentang collapsible alumunium tube ada atau ngak??

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf baru bales mbak pungky..

      untuk jurnal, saya tdk pnya, kebetulan ini saya jalan2 ke sebuah pabrik coll tube saja untuk belajar proses dan saya share karena menurut saya, ini menarik hehehe

      jika suatu saat saya menemukan jurnalnya, saya akan link kesini ya mbak

      Hapus
    2. Dimana ya pabrik produksi tube dijakarta? PT Apa ya?

      Hapus
    3. Min tolong dijawab dong saya juga butuh

      Hapus
    4. hubungi saya sajah. nanti saya buatkeun: calvin.lanes@gmail.com

      Hapus
  4. Dibantu refrensi pabrik tube di semarang

    BalasHapus
  5. Dibantu refrensi pabrik tube di semarang

    BalasHapus